Jumat, 07 Agustus 2009

Kebudayaan Daerah dan Makanan Khas

Kebudayaan Desa Batu Karas
Masyarakat Desa Batu Karas mayoritas bersuku Sunda sehingga bahasa yang umum digunakan adalah bahasa Sunda. Namun ada beberapa warga yang bisa berbahasa Inggris karena mengingat daerah Batu Karas merupakan wilayah pariwisata yang banyak dikunjungi oleh wisatawan mancanegara.

Pesta Laut
Pesta laut atau upacara yang sering disebut hajat laut dilakukan pada bulan Muharram. Biasanya dilakukan pada selasa kliwon atau jumat kliwon. Hal tersebut sebagai tanda pensucian pantai dan perahu atau dikenal dengan istilah "ngaruat" yang dimaksud sebagai tanda terima kasih atas tangkapan ikan yang selalu banyak dan berharap lebih baik di kemudian hari. Dalam upacara ini terdapat keunikan budaya yaitu dengan mengunakan sesajen seperti: nasi tumpeng, kemenyan, kelapa muda, ketupat, tangtang angin, rurujakan, kepala kerbau, bunga tujuh rupa, rokok, telur, bubur merah dan putih serta kopi. Acara pesta laut sendiri menjadi daya tarik tersendiri bagi pariwisata di Desa Batu karas karena menjadi simbol keunikan kebudayaan Desa Batu Karas. Persembahan laut yang dilakukan berupa hiasan perahu yang didalamnya terdapat kembang-kembangan dan berbagai macam sajian. Persyaratan untuk pesta laut ini disajikan oleh seluruh warga Batu Karas. Semua persyaratan diarak oleh masyarakat di sepanjang pantai, kemudian para nelayan pergi ke tengah laut dengan perahu untuk melemparkan sesajen kecuali nasi tumpeng. Setelah lemparan sesajen, para nelayan kembali ke pantai dan membacakan surat Yaasin secara bersama-sama. Setelah itu dilanjutkan dengan makan nasi tumpeng bersama. Setelah ritual hajat laut selesai, di desa telah disiapkan pagelaran wayang golek sebagai hiburan untuk masyarakat selama sehari semalam.

Makanan Khas
Makanan khas daerah Batu Karas adalah Cocorot, Onde-onde, dan opak


Tidak ada komentar:

Posting Komentar